Berhadapan dengan luka ternyata itu tidak apa-apa. Justru dari situ kita bisa belajar untuk menjadi manusia lagi. Seperti menghadapi diri sendiri apa adanya, tanpa memaksa semuanya harus terlihat baik di permukaan.
Aku selalu percaya, luka bukan sesuatu yang harus disembunyikan. Ia lebih seperti sinyal yang lembut dari tubuh dan hati, semacam pengingat bahwa ada bagian dalam diri kita yang butuh diperhatikan. Tapi sayangnya kita sering lupa disana, kita justru lari sibuk mengalihkannya dengan aktivitas, orang lain, atau hal-hal yang sebenarnya tidak perlu. Kita lupa bahwa mengabaikan diri sendiri sama saja dengan mengulur waktu dari rasa sakit yang nanti akan terus tumbuh dengan lebih menyakitkan lagi.
Dari sana aku sadar bahwa fokus ke diri sendiri itu penting. Salah satu bentuk maturitas yang jarang kita sadari prosesnya. Kita belajar untuk berhenti sementara waktu dan perlahan mulai bertanya ke diri disana.
“Apa yang sebenarnya aku rasakan?”
“Kenapa aku tersinggung?”
“Bagian mana dalam diriku yang sedang meminta dipeluk?”
Pertanyaan-pertanyaannya begitu kecil, tapi dampaknya bisa besar. Dari situ, kita mulai mengenal diri kita bukan hanya dari hal-hal yang membanggakan, tapi juga melalui hal-hal yang rapuh.
Luka itu bukan akhir. Mereka hanya fase. Tapi fase itu akan terasa panjang kalau kita menolak menghadapinya. Jadi jangan menghindar dari rasa sakit itu. Nikmati perlahan sampai kamu bisa benar-benar sembuh.
Dan tidak ada yang salah dengan kita disana sedikit memperlambat langkah. Dunia saja punya musim untuk berhenti, menggugurkan yang tidak perlu, sebelum menumbuhkan sesuatu yang baru dan lebih indah lagi.
Menurut aku dengan kita memilih sadar atas diri sendiri itu salah satu bentuk keberanian. Kita tidak heboh, tidak dramatis, tapi kita memilih untuk membebaskan. Kita tidak perlu sempurna, tidak perlu selalu kuat. Kita hanya perlu jujur, bahwa ada bagian dari diri kita disana yang sedang butuh ruang, dan kita berhak memberi ruang itu.
Dan kalau hari ini kamu sedang belajar menghadapi lukamu, itu sudah langkah yang sangat besar. Pelan-pelan saja. Kamu sedang kembali menjadi dirimu dengan cara yang lebih utuh.

Posting Komentar